Syifa.com - Jika transaksi perusahaan dicatat
dengan menggunakan akun, terdapat aturan baku dalam proses pengisian dan
pencatatanya. Aturan tersebut merupakan pedoman yang digunakan dalam pengisian
akun untuk semua jenis transaksi di semua jenis perusahaan. Pedoman pencatatan
transaksi perusahaan adalah dengan mengikuti aturan berikut ini.
Aset adalah harta kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan dan digunakan dalam rangka mencapai tujuan umum
perusahaan. Tanpa aset, perusahaan tidak akan mampu beroperasi sehingga aset
harus dimiliki oleh setiap entitas untuk menjalankan usahanya.
Aset lancer
adalah harta kekayaan perusahaan yang diperkirakan akan berubah menjadi uang
dalam kurun waktu kurang dari satu tahun sejak disusunnya laporan keuangan
perusahaan tersebut. Aset tetap (berwujud dan tidak berwujud) adalah harta
kekayaan perusahaan yang dimiliki dan digunakan utnuk mencapai tujuannya dalam
kurun waktu yang panjang (lebih dari satu tahun) sejak disusunnya laporan
keuangan perusahaan.
Jenis serta jumlah aset yang
dimiliki antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya berbeda. Tetapi dari
perspektif akuntansi, aset yang dimiliki perusahaan dipilah dalam beberapa
golongan di mana setiap golongan dipilah lagi menjadi beberapa jenis aset,
yaitu:
Aset lancar
- Kas
- Piutang usaha
- Perlengkapan
Investasi jangka panjang
Aset tetap berwujud
- Peralatan kantor
- Kendaraan
- Bangunan
- Tanah
Aset tetap tidak berwujud
- Goodwill
- Hak paten
- Merek dagang
Aset lain-lain
Walaupun jenis aset yang dimiliki
setiap badan usaha berbeda-beda, tetapi dari sudut akuntansi selurun aset
tersebut – mulai dari kelompok aset lancer, investasi jangka panjang, aset
tetap, maupun aset tidak berwujud – memiliki karakteristik yang sama dalam
pencatatannya.
Setiap akun dalam kelompok aset
tersebut, jika bertambah saldonya, harus dicatat di sisi debet. Setiap
pencatatan di sisi debet berarti akan menambah saldo aset tersebut. Sebaliknya,
jika berkurang saldonya harus dicatat di sisi kredit. Setiap pencatatan di sisi
kredit berarti akan mengurangi saldo aset tersebut.
Jadi, setiap jenis aset dalam
kelompok akun aset tersebut memiliki saldo normal di sebelah debet. Artinya,
dalam kondisi biasa (tidak terjadi sesuatu yang luar biasa) setiap akun
tersebut selalu memiliki saldo di sisi debet. Jika akun tersebut memiliki saldo
di sisi kredit, pasti sedang terjadi suatu peristiwa atau kondisi yang tidak
biasa.
Bagaimana penilaian dan cara penyajian aset tetap itu ? pada kesempatan yang berbahagian ini ijinkan saya membagikan sedikit atau secercah ilmu pengetahuan tentang penilaian dan penyajian aset tetap.
Aset tetap yang dimiliki perusahaan biasanya memiliki nilai yang cukup material dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Karena itu, metode penilaian dan penyajian aset tetap sebuah perusahaan akan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan bersangkutan.
Berkaitan dengan penilaian dan penyajian aset tetap, IFRS mengizinkan salah satu dari dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Berbasis harga perolehan (biaya), ini adalah metode penilaian aset yang didasarkan pada jumlah pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh aset tetap tertentu sampai aset tetap tersebut siap digunakan. Itu berarti nilai aset yang disajikan dalam laporan keuangan adalah jumlah rupiah historis pada saat memperoleh aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusunannya (jika ada).
2. Berbasis revaluasi (nilai pasar), ini adalah metode penilaian aset yang didasarkan pada harga pasar ketika laporan keuangan disajikan. Penggunaan metode ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai aset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu. Karena nilai suatu aset tertentu sering kali sudah tidak relevan lagi dengan kondisi ketika laporan keuangan disajikan oleh perusahaan.
Sebagai contoh, sebidang tanah yang dibeli perusahaan 10 tahun yang lalu harganya pasti sudah berlipat-ganda pada saat ini. Jika tanah tersebut disajikan dengan menggunakan biaya historis, maka dianggap tidak mencerminkan lagi kondisi aktual aset tetap perusahaan ketika laporan keuangan disajikan.
Bagaimana penilaian dan cara penyajian aset tetap itu ? pada kesempatan yang berbahagian ini ijinkan saya membagikan sedikit atau secercah ilmu pengetahuan tentang penilaian dan penyajian aset tetap.
Aset tetap yang dimiliki perusahaan biasanya memiliki nilai yang cukup material dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Karena itu, metode penilaian dan penyajian aset tetap sebuah perusahaan akan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan bersangkutan.
Berkaitan dengan penilaian dan penyajian aset tetap, IFRS mengizinkan salah satu dari dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Berbasis harga perolehan (biaya), ini adalah metode penilaian aset yang didasarkan pada jumlah pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh aset tetap tertentu sampai aset tetap tersebut siap digunakan. Itu berarti nilai aset yang disajikan dalam laporan keuangan adalah jumlah rupiah historis pada saat memperoleh aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusunannya (jika ada).
2. Berbasis revaluasi (nilai pasar), ini adalah metode penilaian aset yang didasarkan pada harga pasar ketika laporan keuangan disajikan. Penggunaan metode ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai aset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu. Karena nilai suatu aset tertentu sering kali sudah tidak relevan lagi dengan kondisi ketika laporan keuangan disajikan oleh perusahaan.
Sebagai contoh, sebidang tanah yang dibeli perusahaan 10 tahun yang lalu harganya pasti sudah berlipat-ganda pada saat ini. Jika tanah tersebut disajikan dengan menggunakan biaya historis, maka dianggap tidak mencerminkan lagi kondisi aktual aset tetap perusahaan ketika laporan keuangan disajikan.