Langsung ke konten utama

5 + Soal dan Jawaban Jasa Assurance dan Audit Laporan Keuangan

Syifa.com - Pasti sobat yang sedang baca artikel blog ini sedang mencari jawaban terkait jasa assurance dan audit laporan keuangan. Sobat tepat sekali mengunjungi blog ini. Karena di artikel blog ini saya akan menyajikan soal beserta jawabannya tentang jasa assurance dan audit laporan keuangan. 
5 + Soal dan Jawaban Jasa Assurance dan Audit Laporan Keuangan
5 + Soal dan Jawaban Jasa Assurance dan Audit Laporan Keuangan
Berikut soal dan jawabannya :

1. Tanya : Jelaskan hubungan dasar pemilik dan manajer untuk membantu dalam memahami permintaan untuk auditing ?

Jawab : Model prinsipal-agen merupakan alat konseptual yang bermanfaat dan dapat dikembangkan dalam hubungan kontrak pekerjaan yang lebih kompleks antara prinsipal dan agen, dan konsep ini juga bisa diterapkan pada jenis hubungan lain yang ada dalam suatu entitas. Contohnya, bagaimana pemberi pinjaman mencegah manajemen untuk meminjam dana dan menggunakkannya secara tidak tepat? Satu cara adalah dengan menempatkan perjanjian terbatas dalam hal perjanjian utang yang harus dipatuhi oleh entitas dan manajemennya. Hal ini akan meningkatkan permintaan auditing atas informasi yang dihasilkan oleh manajemen.

2. Tanya : Jelaskan makna auditing, atestasi, dan jasa assurance ?

Jawab : Literatur profesional merujuk pada tiga jenis umum jasa yang menyediakan assurance, yaitu auditing, atestasi, dan jasa assurance. Tiga istilah ini sering kali tertukar karena saling terkait dan secara umum melakukan proses yang sama, yaitu evaluasi atas bukti untuk menentukan hubungan informasi terhadap kriteria tertentu dan menerbitkan laporan untuk mengindikasikan tingkat kesesuaian tersebut.

Jasa auditing merupakan bagian dari jasa atestasi, yang pada gilirannya merupakan bagian dari jasa assurance. Dengan kata lain, semua jasa auditing merupakan jasa atestasi dan semua jasa atestasi merupakan yang lebih luas dari jasa assurance. Akan tetapi, certified public accountants menyediakan jasa assurance yang tidak termasuk jasa atestasi dan mereka menyediakan jasa layanan atestasi yang tidak dikategorikan sebagai audit kategori dari jasa ini.

Auditing adalah proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk menetukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Sejumlah frasa dalam definisi tersebut harus diperhatikan. Frasa "proses yang sistematis" mengimplikasikan bahwa harus ada pendekatan yang direncanakan dengan baik dan proses yang sangat hati-hati untuk melaksanakan audit. 

Pendekatan ini mencakup "pemerolehan dan mengevaluasi bukti secara objektif'".  Dua aktivitas yang ada dalam frasa ini adalah auditor harus secara objektif mencari dan mengevaluasi bukti yang andal dan valid. Sementara jenis, kuantitas, dan keandalan bukti bisa jadi akan sangat beragam antaraudit, proses dari pemerolehan, dan mengevaluasi merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan pada proses audit.

Bukti yang didapatkan oleh auditor harus berkaitan dengan "asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomis". Auditor membadingkan bukti yang diperoleh atas asersi laporan keuangan manajemen dan tujuan untuk menilai "tingkat kesesuaian" antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan. 

Sementara perbedaan jenis " kriteria" mungkin tersedia dalam beragam kondisi, prinsip akuntansi berlaku umum biasanya menjadi dasar bagi asersi manajemen dalam konteks audit atas laporan keuangan.

Frasa penting terakhir dalam definisi auditing adalah "mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan" yang terkait dengan jenis laporan yang disediakan auditor untuk pihak-pihak terkait. Komunikasi akan sangat beragam tergantung pada jenis dan tujuan audit. Dalam kasus audit atas laporan keuangan, berbagai jenis laporan khusus yang ditentukan oleh standar audit untuk mengomunikasikan temuan audit.

Atestasi  -->  Auditor memiliki reputasi atas independensi dan objektivitas yang disandangnya. Sebagai hasilnya, beragam pengguna dimasa lalu meminta auditior untuk menilai informasi di balik informasi laporan keuangan historis, tetapi standar auditing tradisional tidak menyediakan jasa ini. Profesi kemudian merespons kebutuhan ini dengan menyediakan jasa untuk memperkokoh standar atestasi yang terpisah pada 1986. Standar atestasi menyediakan definisi berikut untuk jasa atestasi.

Jasa atestasi muncul ketika seorang praktisi bertindak untuk menerbitkan sebuah laporan yang terkait dengan subjek atau sebuah asersi tentang subjek, yang merupakan tanggung jawab pihak lain.

Defini ini lebih luas daripada yang dibahas sebelumnya mengenai definisi auditing karena tidak dibatasi hanya untuk tindakan atau peristiwa ekonomi. Subjek dari jasa atestasi ini bisa diwujudkan dalam beberapa bentuk, termasuk informasi prospektif, analisis, sistem dan proses, dan bahkan tindakan oleh pihak-pihak tertentu. Auditing atas laporan keuangan adalah bentuk khusus dari jasa atestasi.

Assuransce -->  Profesi akuntansi, melalui hasil kerja dari Special Committee on Assurance Services, melakukan perlunasan potensi aktivitas auditor dari jasa auditing dan atestasi untuk memasukkan jasa assurance. Aktivitas auditor yang diperluas untuk jasa assurance memungkinkan pelaporan tidak hanya pada keandalan dan kredibilitas informasi tetapi juga relevansi dan tepat waktu atau informasi tersebut. Jasa assurance didefinisikan sebagai berikut :

Jasa assurance merupakan jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi atau konteks informasi untuk pengambil keputusan.
Definisi ini memiliki sejumlah konsep penting. Pertama, definisi fokus pada pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang baik memerlukan informasi yang berkualitas, baik berupa informasi keuangan maupun informasi nonkeuangan. 

Kedua, definisi tersebut  terkait dengan peningkatan kualitas atau konten suatu informasi. Sebuah perikatan jasa assurance dapat meningkatkan kualitas melalui peningkatan kepercayaan dalam keandalan dan relevansi informasi. Konteks dapat ditingkatkan dengan memperjelas format dan latar belakang dimana informasi tersebut disajikan. 

Tiga, definisi melibatkan independensi yang terkait dengan objektivitas penyedia jasa. Terakhir, definisi menggunakan istilah jasa profesional yang menerapkan penilaian profesional. Secara singkat, jasa assurance dapat menangkap informasi, meningkatkan kualitas dan meningkatkan penggunaanya untuk pengambilan keputusan.

3. Tanya : Sebutkan tiga konsep fundamental pelaksanaan audit laporan keuangan?

Jawab : Detail konseptual dan prosedural dari laporan audit keuangan dibangun dari tiga konsep fundamental, yaitu: a). Materialitas, b). risiko audit, dan c). bukti terkait dengan asersi laporan keuangan manajemen. Penilaian risiko audit dan materialitas memengaruhi sifat, waktu, dan luas pekerjaan audit yang akan dilaksanakan (disebut sebagai ruang lingkup audit).

4. Tanya : Berikan gambaran umum proses audit laporan keuangan?

Jawab : Auditor mengumpulkan bukti terkait dengan transaksi bisnis yang terjadi. Auditor menggunakan bukti uni untuk membandingkan asersi yang terdapat dalam laporan keuangan terhadap kriteria yang dipergunakan manajemen dalam mempersiapkan laporan keuangan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor dikomunikasikan kepada pengguna dengan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Tanya : Jelaskan pengertian materialitas? 

Jawab : Konsep penting pertama yang ada dalam auditing adalah materialitas. Pertimbangan auditor mengenai tingkat materialitas merupakan hal yang penting dalam penilaian profesional. Materialitas ini mencerminkan persepsi auditor dalam sudut pandang masuk akal yang didasarkan pada laporan keuangan. Financial Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas sebagai beriktu:

Materialitas adalah besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang di luar ruang lingkupnya, memungkinkan bahwa pertimbangan seseorang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji.

Fokus dari definisi ini adalah pengguna laporan keuangan. Dalam merencanakan perikatan, auditor menilai besarnya salah saji yang bisa memengaruhi keputusan pengguna. Penilaian ini membantu auditor menentukan sifat, waktu, dan luas prosedur audit.

Sementara faktor kualitatif lain harus dipertimbangkan dalam menentukan materialitas, aturan umum yang berlaku adalah total (agregat) salah saji yang lebih dari 3 sampai 5 persen atas laba bersih sebelum pajak yang bisa menyebabkan salah satu material atas laporan keuangan. 

Misalkan auditor memutuskan bahwa laporan keuangan klien akan salah saji material jika total salah saji melebihi Rp. 400 juta. Auditor akan mendesain prosedur audit yang cukup tepat untuk mendeteksi salah saji tersebut, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan salah saji yang lain yang dapat melebihi materialitas. 

Ketika pengujian lengkap untuk semua akun, auditor akan menerbitkan pendapat audit apabila tidak ada penyesuaian salah saji material dalam semua jumlah akun, baik lebih atau kurang dari keseluruhan materialitas sebesar Rp. 400 juta.

Semoga jawaban diatas bisa membantu sobat semuanya. Akhir kata sampai jumpa di artikel selanjutnya. bye-bye.
Note: Anda tidak diperkenankan mengambil artikel ini untuk diposting di halaman web apapun yang anda miliki tanpa izin dari penulis blog ini. Atas pengertiannya saya ucapkan terimakasih.

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan DSAK dan PSAK di indonesia

Syifa.com - Profesi Akuntan di Indonesia  terhimpun dalam Ikatan Akuntan Indonesia yang berdiri pada 23 Desember 1957. Dewan Standar Akuntansi merupakan salah satu lembaga di bawah Ikatan Akuntan Indonesia yang bertugas menyusun dan menetapkan pernyataan standar akuntansi keuangan. Perkembangan DSAK dan PSAK di indonesia Kebutuhan standar akuntansi keuangan dirasakan perlu sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1973. Pada tahun tersebut dibentuk panitia penghimpun bahan-bahan dan struktur dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan Generally Accepted Auditing Standar (GAAS). Panitia tersebut menghasilkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Keduanya merujuk pada US-GAAP dan US-GAAS. Selama hampir sembilan tahhun, PAI tidak mengalami perkembangan, perubahan, maupun penambahan dari standar yang dibuat, padahal rujukan utamanya mengalami perubahan yang pesat. berdasarkan ketentuan yang ada saat itu, pengesahan ...

Makalah Anggaran Operasional

ANGGARAN PERUSAHAAN DISUSUN OLEH :  KELOMPOK 2 : ALIANSYAH                (14 401 083) M.TOHIR                      (14 401 080) ANITA MULTI.S          (14 401 077) VANESSSA D K           (14 401 079) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI  YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (STIE-YPUP) 2016 Kata pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena kete...