Syifa.com - Suatu hari saya melihat ada setitik harapan dalam hidupku yang membuat hidupku berubah total dari kesalahan masa lalu hidupku yang suram. Disaat itu diriku mulai memikirkan apa yang saya lakukan selama ini adalah salah.
Salah besar karena saya selalu dan selalu mengikuti ajakan dan bisikan yang ada dalam diri yang hina ini, entah itu bisikan atau ajakan yang murni dari dalam diriku atau sesuatu yang dibuat-buat oleh makhluk lain.
Aku tidak tahu, tapi yang jelas bahwa aku setiap kali melakukan perbuatan itu, hatiku selalu merasa bersalah. Mungkin ini suatu penyadaran diri yang dikirimkan oleh yang Maha Pencipta diriku untuk memikirkan, menghayati, dan merenungkan setiap tingkah laku dan laku perbuatan ku yang selama ini aku jalani dan ku lakukan dari waktu ke waktu.
Aku tidak tahu, tapi yang jelas bahwa aku setiap kali melakukan perbuatan itu, hatiku selalu merasa bersalah. Mungkin ini suatu penyadaran diri yang dikirimkan oleh yang Maha Pencipta diriku untuk memikirkan, menghayati, dan merenungkan setiap tingkah laku dan laku perbuatan ku yang selama ini aku jalani dan ku lakukan dari waktu ke waktu.
Tahu diri itu perlu, karena tahu diri kita akan selalu menghargai diri kita maupun diri orang lain lebih-lebih kepada yang telah menciptakan segala sesuatu. Dengan tahu diri kita akan terhindar dan jauh dari sifat sombong.
Sombong kepada diri kita sendiri akan menyebabkan turunnya kemurkaan Allah kepada diri kita yang hina ini. Sadarlah selalu wahai diri yang hina yang berasal dari tanah. kita dari tanah, naik di atas tanah untuk mencari bekal untuk perjalanan panjang kita di akhirat nanti, dan pada akhirnya kita pun akan kembali ke tanah juga.
Maka merenunglah sedalam-dalamnya wahai diri yang hina engkau berasal dari air yang hina yaitu air mani. Jangan kau sombong hanya karena kau di beri kelapangan rezeki yang sedikit oleh Allah.
Sombong kepada diri kita sendiri akan menyebabkan turunnya kemurkaan Allah kepada diri kita yang hina ini. Sadarlah selalu wahai diri yang hina yang berasal dari tanah. kita dari tanah, naik di atas tanah untuk mencari bekal untuk perjalanan panjang kita di akhirat nanti, dan pada akhirnya kita pun akan kembali ke tanah juga.
Maka merenunglah sedalam-dalamnya wahai diri yang hina engkau berasal dari air yang hina yaitu air mani. Jangan kau sombong hanya karena kau di beri kelapangan rezeki yang sedikit oleh Allah.
Kekayaan kita tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan kekayaan yang dikaruniakan oleh Allah kepada hamba-Nya yang mulia pada zaman dahulu yaitu seorang raja dan sekaligus seorang nabi yaitu Nabi Sulaiman as.
Dialah orang yang paling kaya di dunia ini, dengan rezeki yang melimpah itu tidak sedikitpun dan secuil pun rasa sombong timbul dalam hatinya. Dialah orang yang paling mulia . kita ini apa, apa yang kita punya, ini tidak ada bandingannya dengan apa yang diberikan Allah kepada nabi sulaiman.
Dialah orang yang paling kaya di dunia ini, dengan rezeki yang melimpah itu tidak sedikitpun dan secuil pun rasa sombong timbul dalam hatinya. Dialah orang yang paling mulia . kita ini apa, apa yang kita punya, ini tidak ada bandingannya dengan apa yang diberikan Allah kepada nabi sulaiman.
Tobatlah sebelum terlambat. Sekian torehan tinta kali ini. semoga bermanfaat !
Komentar