Langsung ke konten utama

Cara mensyukuri nikmat Allah SWT

Allah SWT telah menciptakan dunia dan menjadikannya sarana bagi orang mukmin untuk mengambil bekal kehidupannya kelak di akhirat. Dunia juga merupakan sarana kaum mukmin untuk beramal dengan melaksanakan ketaatan kepada Tuhannya. 

Cara mensyukuri nikmat Allah SWT

Namun, bagi orang-orang durhaka, dunia ini adalah sesuatu yang dinikmati demi memuaskan hatinya dan melampiaskan syahwatnya dalam keberlalaian kepada Tuhannya dan kealpaan akan akhiratnya. 

Allah SWT telah memenuhi dunia dengan aneka ragam kebutuhan makhluk-Nya dan berbagai bentuk kenikmatan yang dapat mereka rasakan. 

Dia menciptakan semua itu di dalamnya sesuai dengan kadar yang mereka butuhkan, bahkan berlebihan dan berlipat ganda. Kemudian, Dia mengirimkan hamba-hamba-Nya untuk menjelaskan kepada manusia agar mengambil dari dunia ini sekadar kebutuhan mereka dalam meniti jalan menuju akhirat, seraya mengingatkan mereka agar jangan mengambil dari itu dan menzuhudkan mereka darinya, serta menjauhkannya dari menjadi buah idaman mereka. 

Maka, terbagilah manusia dalam hal itu menjadi beberapa bagian : 

Pertama, orang-orang yang mencukupkan diri dengan hanya mengambil kurang dari kebutuhan. Mereka terdorong oleh kewaspadaan dan sikap hati-hati. 

Dan, sekiranya pada suatu saatt mereka meraih lebih dari itu tanpa disengaja atau tanpa usaha berlebihan, secepatnya mereka mengeluarkannya lagi dan memberikannya kepada siapa saja yang berhak menerimanya atau mengharapkannya. 

Mereka ini ialah kelompok para nabi dan utusan Allah (shalawat dan salam atas mereka semuanya), para shiddiqin yang mewarisi mereka secara sempurna, para ulama yang mendalam ilmunya, serta hamba-hamba Allah yang saleh dan baik amalnya. Termasuk pula dalam kelompok ini para ahli zuhud yang sama sekali melarikan diri dari dunia. 

Namun, kelompok orang yang disebutkan sebelumnya lebih sempurna dan lebih utama dari pada para ahli zuhud yang disebut belakangan. Sebab, orang-orang (para nabi) itu tidak lari dari dunia pada saat mereka juga tidak menginginkannya, bahkan mereka mengeluarkan apa yang telah masuk dalam genggaman tangan mereka sesuai dengan yang disukai Allah dan diperintahkan-Nya. Demikianlah kedudukan kelompok pertama yang paling sempurna dan paling afdhal. 

Kelompok kedua, orang-orang yang mengambil sekadar kecukupan mereka dari dunia ini, dengan bijaksana, tanpa mencari-cari dalih ataupun sengaja memilih cara-cara yang paling ringan. 

Kelompok ketiga, orang-orang yang mengambil dari dunia ini lebih dari yang mereka perlukan. Kelompok ini terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain mereka yang berhasil mencapai idamanya dengan usaha yang cukup wajar. Tetapi, ada pula yang terjerumus dalam pencampuradukan dan "menyerempet" bahaya. 

Sebagian lagi mengambil lebih dari kadar yang diperlukannya untuk dinikmatinya dengan cara yang dibolehkan (mubah) dalam syariat, seraya mengakui keutamaan orang-orang yang berzuhud serta menyadari bahwa dirinya berada di bawah tingkatan-tingkatan mereka yang tinggi dan maqam (kedudukan) mereka yang mulia. Besar harapan bahwa orang-orang ini dapat pula beroleh rahmat dari Allah SWT. 

Di samping mereka itu, yakni orang-orang yang mengambil lebih dari kebutuhannya untuk bersenang-senang sekadarnya. Ada pula yang hidupnya bermewah-mewah secara berlebihan, mengumpulkan, dan menumpuk-numpuk harta dibarengi dengan sikap lalai dan pencampuradukan antara yang halal dan yang haram. 

Mereka pun terkelabui oleh setan sehingga "berani" terhadap Allah SWT. Kadang-kadang, orang-orang seperti ini, karena kejahilan dan kekurangajaran terhadap Allah, bahkan menganggap keadaanya lebih utama dari pada orang-orang yang berzuhud. 

Ada pula dari mereka yang dalam kemewahan hidupnya yang berlebih-lebihan masih mendakwahkan bahwa ia hanya mencukupkan dengan kebutuhan atau bahkan sekadar yang sangat darurat. Ada lagi yang mendakwahkan bahwa mereka merangkum dunia ini dan mengumpulkan harta kekayaan berlimpah-limpah semata-mata untuk bersedekah, menyantuni fakir miskin, dan menafkahkannya dalam amal-amal khair. 

Padahal, ia jauh, amat jauh dari itu, seperti yang dipersaksikan oleh tindakan dan perbuatannya yang berlawanan dengan dakwaan dan pengakuannya. 

Juga, disaksikan oleh Allah, malaikat-Nya, serta hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman, yang melihat perbuatan-perbuatannya yang jahat dan perilakunya yang buruk pada saat ia mendakwahkan hal-hal yang mulia bagi dirinya sendiri dan "angan-angannya" (atau lebih tepat keberaniannya) yang menyesatkan terhadap Tuhannya. 

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berduka cita." (QS. Al-Ahqof :13) 

Semoga Allah mengaruniakan keselamatan atas diri kita dari segala kesesatan dan kebohongan, serta segala macam ujian dan cobaan yang menghinakan. Aamin.

Postingan populer dari blog ini

5 + Soal dan Jawaban Jasa Assurance dan Audit Laporan Keuangan

Syifa.com - Pasti sobat yang sedang baca artikel blog ini sedang mencari jawaban terkait jasa assurance dan audit laporan keuangan. Sobat tepat sekali mengunjungi blog ini. Karena di artikel blog ini saya akan menyajikan soal beserta jawabannya tentang jasa assurance dan audit laporan keuangan.  5 + Soal dan Jawaban Jasa Assurance dan Audit Laporan Keuangan Berikut soal dan jawabannya : 1. Tanya : Jelaskan hubungan dasar pemilik dan manajer untuk membantu dalam memahami permintaan untuk auditing ? Jawab : Model prinsipal-agen merupakan alat konseptual yang bermanfaat dan dapat dikembangkan dalam hubungan kontrak pekerjaan yang lebih kompleks antara prinsipal dan agen, dan konsep ini juga bisa diterapkan pada jenis hubungan lain yang ada dalam suatu entitas. Contohnya, bagaimana pemberi pinjaman mencegah manajemen untuk meminjam dana dan menggunakkannya secara tidak tepat? Satu cara adalah dengan menempatkan perjanjian terbatas dalam hal perjanjian utang yang harus d...

Perkembangan DSAK dan PSAK di indonesia

Syifa.com - Profesi Akuntan di Indonesia  terhimpun dalam Ikatan Akuntan Indonesia yang berdiri pada 23 Desember 1957. Dewan Standar Akuntansi merupakan salah satu lembaga di bawah Ikatan Akuntan Indonesia yang bertugas menyusun dan menetapkan pernyataan standar akuntansi keuangan. Perkembangan DSAK dan PSAK di indonesia Kebutuhan standar akuntansi keuangan dirasakan perlu sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1973. Pada tahun tersebut dibentuk panitia penghimpun bahan-bahan dan struktur dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan Generally Accepted Auditing Standar (GAAS). Panitia tersebut menghasilkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Keduanya merujuk pada US-GAAP dan US-GAAS. Selama hampir sembilan tahhun, PAI tidak mengalami perkembangan, perubahan, maupun penambahan dari standar yang dibuat, padahal rujukan utamanya mengalami perubahan yang pesat. berdasarkan ketentuan yang ada saat itu, pengesahan ...

Makalah Anggaran Operasional

ANGGARAN PERUSAHAAN DISUSUN OLEH :  KELOMPOK 2 : ALIANSYAH                (14 401 083) M.TOHIR                      (14 401 080) ANITA MULTI.S          (14 401 077) VANESSSA D K           (14 401 079) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI  YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (STIE-YPUP) 2016 Kata pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena kete...