Syifa.com - Agar kita dapat memahami lebih lanjut kelompok aset tetap kita perlu mengelompokannya. Aset tetap dapat berupa kerandaan, mesin, bangunan, tanah, dan sebagainnya. Dari berbagai jenis aset tetap yang dimiliki perusahaan, untuk tujuan akuntansi dapat dikelompokan ke dalam kelompok :
a. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah tempat kantor atau bangunan pabrik berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan, dan lahan peternakan. Aset tetap jenis ini adalah aset tetap yang dapat digunakan secara terus menerus selama perusahaan menghendakinya tanpa harus memperbaiki atau menggantinya.
b. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa manfaatnya bisa diganti dengan aset lain yang sejenis, seperti bangunan, mesin, kendaraan, computer, mebel, dan sebagainya. Aset tetap kelompok kedua adalah jenis aset tetap yang memiliki umur ekonomis maupun umur teknis yang terbatas. Karena itu, jika secara ekonomis sudah sudah tidak menguntungkan (beban yang dikeluarkan lebih besar dari manfaatnya), maka aset seperti ini harus diganti dengan aset lain.
c. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa manfaatnya tidak dapat diganti dengan yang sejenis, seperti tanah pertambangan dan hutan. Kelompok aset tetap yang ketiga merupakan aset tetap sekali pakai dan tidak dapat diperbarui karena kandungan atau isi dari aset itulah yang dibutuhkan, bukan wadah luarnya. Tanah pertambangan memang tetap masih ada saat kandungan emas atau minyaknya habis, tetapi bukan tanah itu sendiri yang mendorong perusahaan membeli atau berinvestasi, melainkan emas atau minyaknya. Memang, hutan dapat ditanami kembali, tetapi itu memerlukan waktu yang sangat lama dan beban yang sangat besar.
Dilihat dari kemudahan untuk mendapatkan informasi tentang harga pasar (market value) suatu aset tertentu, aset dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Aset yang harganya selalu tersedia setiap saat dan mudah diketahui, seperti harga surat berharga di bursa efek. Harga berbagai saham dan obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dapat dengan mudah diketahui oleh siapa saja kapan pun diperlukan. Aset dalam kelompok ini mudah sekali menggunakan nilai pasar sebagai dasar penilaian dan penyajiannya karena ketersediaan data seta cukup objektif nilainya.
b. Aset yang harganya tidak selalu tersedia setiap saat dan tidak langsung diketahui dengan mudah, seperti harga property dan berbagai mesin yang dimiliki perusahaan. Tanah dan bangunan yang dimiliki perusahaan memang selalu memiliki nilai pasar, tetapi harganya akan selalu berbeda antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan aset tersebut. Untuk menilai harga aset tersebut datanya tidak selalu tersedia setiap saat. Memang di Indonesia bisa menggunakan nilai jual objek pajak (NJOP) yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak untuk aset yang berwujud tanah. Untuk aset tetap lainnya seperti bangunan, kendaraan, dan mesin-mesin, mungkin harus menggunakan jasa perusahaan appraisal/penaksir agar dapat dicantumkan secara lebih objekif.
c. Aset yang harga pasarnya tidak tersedia dan tidak mudah diketahui. Aset semacam ini biasanya dimiliki oleh sebuah perusahaan karena pesanan khusus akibat keunikan usaha perusahaan tersebut, atau karena hibah yang diberikan pihak lain. Contohnya mencakup aset tetap berupa gudang pembeku daging atau ikan. Gudang pembeku semacam itu biasanya dibangun secara khusus untuk kebutuhan perusahaan pemasok daging atau ikan yang harganya tidak akan tersedia di pasar. Perusahaan yang memiliki bidang usaha yang berbeda tidak akan memerlukan aset tetap semacam itu. Karena itu, aset tetap semacam ini sulit untuk menggunakan dasar market value dalam penyajian aset tetapnya di laporan keuangan.