"Jika kamu
bersyukur, maka pasti Aku akan tambahkan nikmat kepadamu; Tapi jika kamu tidak
bersyukur, maka sesungguhnya hukuman-Ku amat berat." (Ibrahim: 7)
Open Up Your Mind
Pernahkah kita bertanya
kepada diri kita; apa saya rizki yang Allah SWT berikan kepada kita, sehingga
kita harus bersyukur kepada-Nya? Boleh jadi kita Taken for
granted, ya sudahlah yang penting kita hidup, berkeluarga, punya
pekerjaan, tempat tinggal sudah. Titik. Kita tidak perlu lagi mau berfikir ini
dan itu.
Cobalah, meski barang
sejenak kita berhenti untuk menginventarisir, mendaftar rizki Allah SWT yang
kita terima; mulailah dari yang kita miliki saja. Mata, umpamanya. Berapa harga
untuk bisa melihat?
Telinga; berapa harga untuk bisa mendengar. Gigi; berapa
untuk bisa menikmati makanan? Wah, terlalu banyak. Harganya tidak bisa
diuangkan. Tidak bisa dicash-kan! Coba sekali-kali ngobrol dengan seorang
dokter. Atau mereka yang sedang kuliah di fakultas kedokteran. Kita bisa
terperangah!
Bahkan kalau kita
memiliki mata yang tidak sehat dan kebetulan kita punya kekuasaan (Power),
punya kekayaan; maka untuk bisa melihat saja, pasti kita berani membayarnya
milyaran atau bahkan trilyunan.
Itu baru hal-hal fisik (hard-ware)
dari pemberian Allah SWT yang kita hitung-hitung. Belum hal-hal yang bersifat
psikologis (soft-ware); cinta, kasih sayang, imajinasi, pikiran, ruhani
dan lain-lain. Harganya bisa lebih mahal lagi. Contoh saja, cinta (love).
Berapa harga cinta?
Seorang raja rela jadi
hamba sahaya karean cinta! Seorang milyarder berani memberikan perusahaan demi
mendapatkan cinta. Bagaiman dengan harga imanjinasi? Kita bisa menengok
bagaiman dengan para pekerjaan seni di Hollywood? Milyaran dolar! Dolar bukan
rupiah!
Jangan terperangah,
kalau seorang aktris peraih piala Oscar saja harga bra (bh) yang dikenakannya
untuk malam penganugerahan bernilai 2 juga dolar! sepatunya 2 juta dolar!
Gaunnya? Dan lain-lain. Berapa rupiah? Susah kalau dirupiahkan. Itu kekuatan
imajinasi.
Sayang. Rizki Allah SWT
sering selai dipahami oleh kita hanya dari segi-segi material saja. Kalau
dikatakan rizki, maka yang muncul di benak kita; uang, uang dan uang. Padahal;
kesehatan, umur, pikiran, emosi, keimanan dan lain-lain juga tidak kalah
berharganya! Itu semua rizki (bounty) dari Allah SWT.
Dan mari kita beralih ke
diri kita; anak kita; orang tua kita; pacar kita dan lain-lain. Orang yang kita
anggap dekat dengan kita. Ambil contoh anak kita saja! Berapa harga seorang
anak? Tidak terbatas! Okey, berapa harga pacar kita sajalah? Juga tidak
terbatas.
Hal yang paling sering
kita lakukan, barangkali juga karena budaya kapitalis dan hedonistis yang
melingkupi kita, sehingga kita kurang menghargai segala pemberian yang Allah
SWT berikan dalam bentuknya yang bukan materi.
Kita sepertinya sudah
menjadi benar-benar budaknya materi, khususnya uang. Yang ada di benak pikiran
kita setiap harinya uang dan uang. Tanpa uang kita pun menjadi sangat
menderita, meski kita sehat, anak isteri sehat dan lain-lain. Ini benar-benar
menyedihkan.
So, kenapa kita tidak
coba mensyukurinya? Kenapa kita kadang malah lebih suka membiarkan ajaran setan
untuk menoleh ke kanan dan kiri kita, lalu muncul keirian (envious and
jealous)?
Kalau begitu; apakah
tidak lebih baik kalau kita berhenti dan melihat ke orang lain dan coba melihat
ke dalam diri kita sendiri, sehingga kita bisa berkata; kita kaya! Benar-benar
kaya!
"Uang adalah
pelayan yang sangat luar biasa, tetapi tuan yang buruk." (P.T.Barnum)
Referensi :
Tasirun Sulaiman, 2008.
Motivasi Qurani Harian Refreshing U're Soul. Cetakan 1. Grafindo Khazanah Ilmu.
Jakarta Selatan.