"Demi masa. Sesungguhnya
manusia berada dalam kerugian."(Al-Asr : 1-2).
Open Up Your Mind
Betapa pentingkah sang waktu hingga
Allah SWT. secara pribadi mendeklarasikannya? Tentu saja! Banyak orang
menganggap waktu sebagai sesuatu yang berlalu saja. Manusia kebanyakan bersikap
lunak terhadap waktu. Padahal, waktu itu merupakan anugerah besar. Tapi kenapa
kemudian dilalaikan saja?.
Ada batasan waktu? Ataukah waktu
hanya pembatasan yang dibuat oleh manusia belaka. Manusia membuat pembagian
waktu menjadi 24 jam sehari dan semalam. Bagaimana dengan di bulan? Apa juga 24
jam?. Dan bagaimana dengan di planet lain, apakah juga 24 jam?
Menyaksikan gerak sang waktu adalah
mirip dengan ungkapan Kahllil Gibran. "Engkau ingin mengukur waktu yang
tanpa ukuran dan tak terukur. Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan
bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.... Namun keabadian
di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan yang kekal.
Waktu sebagai sesuatu yang tak
terukur hanya bisa dimaknai kalau kita bisa membangun kesadaran diri akan
adanya sesuatu yang kekal. Kita sadar bahwa kehidupan tidak berakhir dengan
kematian raga saat dipeluk sang bumi. Tapi, justru setelah raga dipeluk sang
bumi itulah kehidupan yang sesungguhnya akan dimulai yaitu kehidupan akhirat.
Orang beriman disadarkan oleh
Al-Quran bahwa sesungguhnya kehidupan Akhirat itu harus lebih di utamakan dari
pada kehidupan dunia. Karena sebenarnya dunia tidak lebih sebuah dari tempat
persinggahan sementara. Maka, barang siapa tidak memahami kenyataan ini dan
bahkan menjadikan dunia sebagai segala-galanya, maka dia akan sangat merugi.
Untuk menjadi orang yang sukses,
orang harus bisa manajemen waktu dengan baik. Banyak sekali pekerjaan yang
harus kita selesaikan; semua pekerjaan adalah penting. Karenanya kemudian kita
menjadwal semua pekerjaan itu dalam sebuah daftar. Lalu, kita akan mencoba
membuat check-list mana-mana pekerjaan yang harus diletakkan dalam skala
prioritas.
Tentu saja kita mungkin meletakkan
hal-hal yang tidak penting di atas hal yang penting. Tidak mungkin menaruh
daftar pertama pekerjaan yang mendesak sesudah pekerjaan yang tidak mendesak.
Ini sudah menjadi rumusan untuk bisa sukses mengelola waktu.
Sekali lagi, kembali dengan masalah
mengelola kehidupan kita; karena kita orang beriman sadar benar bahwa kehidupan
dunia itu bersifat sementara dan berlalu, maka tidak mungkin meletakkannya pada
urutan pertama.
Sehingga kita sampai-sampai melupakan akhirat. Padahal kita
tahu bahwa akhirat itu lebih utama dari pada kehidupan dunia. Dan ini tentu
saja akan sangat berbahaya sekali, karena kita bisa menjadi orang yang merugi
di akhirat kelak.
"Hal-hal yang paling penting
tidak pernah boleh berada di bawah kekuasaan hal-hal yang paling tidak
penting." (Goethe).
Semoga artikel ini bermanfaat yaa
Silahkan di share ke semua media
sosial yang kalian punya. Terima kasih sudah berkunjung