"Setan menjanjikan
(menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir),
sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha
Luas, Maha Mengetahui." (Al-Baqarah ; 268).
Open Up Your Mind
Kikir ? Menjadi sifat
dasar manusia. Manusia berfikir dengan kikir akan menjadi kaya! Dan begitulah
yang diajarkan kapitalisme barat. Orang bekerja keras dengan berbagai cara
untuk mendapatkan banyak harta sebanyak-banyaknya.
Islam mengajarkan kita
bahwa di dalam harta kekayaan ada tanggungjawab. Ada hak-hak orang-orang tidak
mampu; fakir miskin, yatim piatu, anak-anak terlantar dan lain-lain.
Sifat kikir sesungguhnya
telah dijadikan sebagai senjata bagi setan untuk menjauhkan manusia dari Allah
swt. tidak mau berzakat dan bersedekah! Menariknya, ada satu kata dalam ayat di
atas tapi mengandung pengertian yang berbeda.
Kata "waad,
wa'ad" untuk setan di artikan menakut-nakuti (threaten). Tapi, untuk Allah
swt. diartikan menjanjikan (promise). Luar bisa Al-Quran. Dari ayat di atas
dapat dipahami betapa setan selalu mengambil posisi berlawanan dengan Allah
swt.
Setan dengan segala tipu muslihatnya menasehatkan kepada setiap orang agar
hati-hati dalam menggunakan harta. Setan ingin berkata; harta yang kami
kumpulkan susah-susah kenapa engkau keluarkan dan sedekahkan begitu saja? Nanti
kamu akan miskin!
Setan juga mengajak agar
orang berharta mau meninkmati hartanya sepuas-puasnya. Menikmati hasil jerih
payahnya. Menikmati usahanya. Dengan memanjankan diri. Dengan bersenang-senang,
dan seterusnya. Ini semua menjadi bagian dari rencana setan.
Tetapi, Al-Quran
mengajarkan barang siapa berzakat dan bersedekah maka akan menjadi dekat kepada
Allah swt. dan sebaliknya di benci setan. Allah menjanjikan ampunan dan balasan
yang berlimpah di akhirat bagi yang bersedekah.
Sesungguhnya, kata
Rasulullah saw. harta yang kita limpahkan ke jalan Allah swt itu harta yang
benar-benar milik kita. Kita akan membawanya hingga ke akhirat kelak.
Masalahnya dalam
gelimang harta orang sering tidak sadarkan diri kalau harta itu milik siapa?
Orang beriman juga sering terseret dirinya dalam budaya global yang kapitalis.
Mereka jarang mengklaim bahwa harta yang dia miliki itu adalah hasil dari kerja
kerasnya. Sehingga kemudian dia memperlakukan harta sebagai milik pribadinya
secara absolut. Padahal itu keliru.
Dalam islam harta yang
kita miliki di dalamnya ada hak-hak orang lain seperti fakir, miskin, anak
yatim, musafir dan lain-lain. Sehingga orang tidak bisa menggunakan hartanya seenaknya
sendiri. Segalanya sudah diatur oleh Allah swt. dalam Al-Quran.
Begitu juga saat ingin
mewariskan harta kita. Kita tidak bisa asal tunjuk. Ada aturan yang sudah
ditetapkan oleh Allah swt. dalam Al-Quran. Sehingga kalau ada orang ingin
mewariskan hartanya kepada orang lain atau ingin mewariskan hartanya kepada
orang lain, sementara dia punya keluarga yang dalam ilmu faraid berhak untuk
menerimanya, maka itu tidak bisa.
Jadi, semangat kapitalis
itu sungguh-sungguh sejalan dengan ajakan setan; tidak mau bersedekah dan
kikir, tapi suka berhura-hura untuk mengejar nafsu kesenangan. Padahal dengan
mengikuti ajakan hawa nafsu yang salah, maka dia pun akan menjauh dari Allah
swt. Karena itu lewat budaya kapitalis, budaya setan pun berkembang pesat.
Sekarang apakah kita mau
menjadi teman dan karib setan atau mau dekat dengan Allah swt? Tentu saja kita
ingin dekat dengan Allah swt.
"Hartamu yang
sesungguhnya adalah yang kau limpahkan di jalan Tuhan." (Hadist Nabi).
Semoga artikel ini
bermanfaat yaa
Silahkan di share ke
semua media sosial kalian. Terima kasih.