"Sedangkan orang-orang yang berkata: "Allah SWT adalah Tuhan kami, dan mereka terus berlaku konsisten dan teguh, maka para malaikat turun kepada mereka memberikan dorongan: "Janganlah takut dan jangan pula bersedih dan terimalah kabar gembira tentang surga yang dijanjikan kepada kamu sekalian." (Fussilat : 30).
Open Up Your Mind
Kesedihan akan menghampiri setiap orang. Kehadirannya tentu setelah keriangan, kegembiraan dan kebahagiaan meninggalkan kita. Sedih dan gembira itu mirip sebuah koin mata uang : satu sisi dengan yang lainnya terus berpasangan. Karenannya, sesungguhnya tidak ada kegembiraan tanpa kesedihan. Dan andaikata kesedihan itu ditiadakan dari dunia, maka kegembiraan pun tak bermakna!
Kegembiraan atau kebahagiaan datang ketika kita sedang berada di sebuah tempat, waktu dan keadaan yang nyaman. Setelah waktu bersedih itu berlalu. Jadi sebenarnya kehadiran suasanan sedih adalah menjadi keharusan bagi sebuah arti kegembiraan dan kebahagiaan itu sendiri. Bukankah kita akan benar-benar bahagia bila kita berhasil melalui saat-saat yang membuat kita sedih?
Sedih dan gembira itu juga mirip dengan cinta dan benci, selalu berpasangan seperti siang dan malam. Rasulullah Saw berpesan; kalau kita mencinta atau menyayangi seseorang hendaknya sewajarnya saja. Jangan berlebihan karena siapa tahu orang yang kita cintai dan sayangi hari ini ternyata menjadi orang yang kita benci di hari kemudian.
Dan ternyata apa yang disabdakan Rasulullah Saw benar; banyak orang yang jatuh hati kepada seseorang padahal awalnya dia sangat membencinya! Artinya, begitupun seharusnya kita bersikap bila sedang dirundung kesedihan;
kita diajarkan oleh Al-Quran agar tidak larut dalam kesedihan yang berkepanjangan; sehingga hilang ketahanan mental dan emosional kita. Bahkan sangat disayangkan kalau kita sampai hilang kesadaran sebagai seorang pribadi yang beriman.
Kata kuncinya adalah bahwa setiap pribadi muslim harus dapat membangun prasangka baik bahwa Allah swt. sedang menguji kecintaan kita bila kita ditimpa kemalangan; Allah swt. sedang memberikan kita pelatihan agar kita menjadi lebih kuat. Dan, kita selalu berkeyakinan kalau Allah swt. sudah mengukur kadar kemampuan kita. Allah swt. tidak akan membebani hamba-Nya dengan beban yang tidak mampu dipikulnya.
Kalau kita sudah bisa memahami dan menyadari kalau kesediahan bagian yang penting dari kegembiraan; kalau segala penderitaan dan kesusahan itu datang dari Allah SWT. maka tidak ada alasan untuk kita berlarut-larut dalam kesedihan.
"Bunga akan mekar pada waktunya, tenang, semuanya punya waktunya sendiri, santai aja" (Aliansyah)